farmasi UHO

farmasi UHO
UHO BISA

Jumat, 26 Februari 2016

kayu manis



Kayu Manis (Cinnamomum burmanii)

v  Klasifikasi Kayu Manis (Cinnamomum burmanii)
Klasifikasi ilmiah kayu manis sebagai berikut:1
Regnum    : Plantae
Divisi        : Gymnospermae
Kelas        : Dicotyledonae
Sub Kelas : Dialypetalae
Ordo         : Policarpicae
Famili       : Lauraceae
Genus       : Cinnamomum
Spesies     : Cinnamomum burmanii

v  Deskripsi Kayu Manis (Cinnamomum burmanii)
Kayu manis (C. burmanii) merupakan tanaman asli Indonesia, yang dikenal dengan nama cassia vera, kaneel cassia atau Padang kaneel. Kayu manis asal Indonesia ini juga dikenal sebagai Indonesian cinnamon, Padang cassia atau Korintje.1
Kayu manis memiliki nama lain Ceylon cinnamon, camphor tree (Inggris), camphrier, baume anglais (Prancis), kamferbaum (Jerman), al-canfor (Spanyol), dan long nao (Vietnam). Bahkan di Indonesia, kayu manis memiliki berbagai sebutan nama diantaranya huru mentek, ki amis (Sunda), manis jangan (Jawa), kenyengar (Madura), madang siak-siak (Toba), kuik manih (Minangkabau), onte (Sasak), kuninggu (Sumba), puundinga (Flores), cingar (Bali), dan kacingar atau kasingar (Nusa Tenggara).2
Kayu manis ditanam di daerah pegunungan sampai ketinggian 1.500 meter dan dibudidayakan untuk diambil kulit kayunya. Tinggi pohon kayu manis dapat mencapai 1-12 m. Tanaman ini berdaun lonjong atau bulat telur, warna hijau, daun muda berwarna merah, warna pucuknya kemerahan, sedangkan daun tuanya berwarna hijau tua. Kulit berwarna kelabu, dijual dalam bentuk kering, setelah dibersihkan kulit bagian luar, dijemur dan digolongkan menurut panjang asal kulit. Kulit dapat berasal dari dahan atau ranting. Bunganya berkeping dua atau bunga sempurna dengan warna kuning, ukurannya kecil. Buahnya berbiji satu dan berdaging. Bentuknya bulat memanjang, buah muda berwarna hijau tua dan buah tua berwarna ungu tua.1

v  Penggunaan Tradisional Kayu Manis (Cinnamomum burmanii)
Kayu manis telah lama digunakan sebagai bumbu, pengawet makanan, dan penyedap makanan.3 Berdasarkan pengalaman tradisional kulit batang kayu manis dapat berkhasiat sebagai obat pelega perut, obat sariawan, anti reumatik, anti diare, dan obat batuk.4 kayu manis juga berkhasiat sebagai obat asam urat, tekanan darah tinggi, maag, sakit kepala, perut kembung, muntah-muntah, hernia, susah buang air besar, asma, sariawan. Bagian kulit batang, daun, dan akar kayu manis dapat digunakan sebagai peluruh keringat (diaphoretik), peluruh kentut (karminatif), meningkatkan nafsu makan (istomachica), dan menghilangkan sakit (analgesik). Kayu manis secara tradisional dapat digunakan dalam pengobatan secara tunggal ataupun kombinasi. Sebagai ramuan antidiabetes, dua batang kayu manis (panjang 5 cm) diseduh dengan air panas 200 ml, diminum dua kali sehari, masing-masing sebanyak 1 gelas.2
v  Kandungan Kimia Kayu Manis (Cinnamomum burmanii)
Kandungan kimia dari kayu manis dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Kandungan kimia kayu manis 1,4
Kandungan Kimia
Saponin
Flavonoid
Tannin
Kalium oksalat
Zat penyamak
Damar
Safrole
Eugenol
Sinamaldehida
Sinamal asetat
Zat besi
Vitamin K
Serat
Kalsium
Mangan
Benzyl benzoate
Felandren

Komposisi penyusun minyak atsiri tanaman kayu manis dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 2. penyusun minyak atsiri kayu manis.5
Senyawa
α-pinen
Benzaldehid
β-pinen
Limonen
1,8-sineol
Benzenpropanal
Terpineol
α-terpineol
α-kopaen
Cis dan trans-Sinamaldehid
Asam sinamat
β-kariofilen
α-humulen
Valencen
α-muurolen
Delta-Kadinen
α-Kalakoren
Kariofilen Oksida
Widdren
Torreyol
Benzil Benzoat
Linalool
α-bergamoten
Kumarin
Tetradekanal
α-kadinol
Naftalen
β-elemen
α-sinensal

v  Aktivitas Farmakologi Kayu Manis (Cinnamomum burmanii)
Ø  Aktivitas Anti Diabetes
Kayu  manis banyak mengandung metabolit aktif yang dipercaya dapat berkhasiat mengobati diabetes. Metabolit aktif yang dominan pada kulit manis yaitu sinamaldehid (74%) dan asam sinamat (5,1 %). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sinamaldehid hasil isolasi dari minyak kayu manis dapat digunakan sebagai penghambat alfa-glukosidase sehingga dapat dikembangkan sebagai senyawa antidiabetes. Sinamaldehid mampu meningkatkan sirkulasi insulin, menurunkan HbA1c (glycated hemoglobin) dan mengembalikan aktifitas plasma enzim termasuk aspartat amino transferase, alanin aminotransferase, laktat dehidrogenase, dan alkalin dan asam fosfatase. Asam sinamat dan derivatnya, nphtalemetil ester dan p-metoksisinamat memberikan efek farmakologis bervariasi. Naftalemetil ester dapat menurunkan kadar glukosa darah mendekati normal secara kimia dan genetik pada tikus pengidap diabetes dengan cara meningkatkan transport glukosa dengan peningkatan translokasi dari glucose transporter (GLUT) 2.  Derivat lain asam sinamat yaitu asam p-metoksisinamat, dapat mereduksi glukosa darah dari tikus yang Diabetes dan menormalkan hepatic glukosa-6-fosfat, hepatic heksokinase, glukokinase, fosfofruktokinase.6
Ekstrak kayu manis menunjukkan aktivitas sebagai penurun resistensi insulin, sindrom X normalizer, pra-diabetes dan perawatan diabetes tipe 2, khususnya sebagai pengaktivasi sinyal insulin, sebagai modulator dalam sistem transportasi glukosa, sebagai modulator dalam sekresi adiponektin, dan sebagai penekan dalam resistensi insulin.3
Ø  Aktivitas antibakteri
Ekstrak kayu manis menunjukkan aktivitas antibakteri yang signifikan. (E) -cinnamaldehyde dan proanthocyanidins berkontribusi terhadap aktivitas antibakteri. Ekstrak kayu manis diuji aktivitas antibakteri menggunakan metode difusi agar dengan baik. Sebagian besar ekstrak menunjukkan senyawa fenolik tingkat tinggi dan aktivitas antibakteri yang baik, efek penghambatan diamati lebih tinggi untuk bakteri Gram positif dibandingkan dengan bakteri Gram negatif. Di antara strain, aktivitas tertinggi yang diamati adalah terhadap Staphylococcus aureus dan aktivitas paling sedikit diamati terhadap Eschericia coli. Aktivitas antibakteri ekstrak yang diuji terkait erat dengan konstituen fenoliknya.3
Ø  Antiinflamasi
Ekstrak kayu manis diuji aktivitas antiinflamasinya menggunakan soybean lipoxygenase (SLO) dan hyaluronidase (Hase). Ekstrak kayu manis menunjukkan aktivitas antiinflamasi. Fraksi etil asetat yang berasal dari ekstrak metanol kulit kayu manis menunjukkan tingkat tertinggi aktivitas penghambatan soybean lipoxygenase (SLO). Ekstrak dianalisis menggunakan HPLC dan menghasilkan dua senyawa yaitu kumarin dan 2-hidroksi-cinnamaldehyde. Di antaranya, 2-hidroksi-Cinnamaldehyde menunjukkan aktivitas penghambatan SLO (IC50 = 60 M). Namun, tidak satupun dari senyawa menunjukkan setiap aktivitas penghambatan Hase yang signifikan.3
Ø  Ekspresi gen dan aktivitas respon imun
Ekstrak kayu manis mengandung polifenol (CPE) untuk mengatur fungsi kekebalan tubuh yang melibatkan gen yang mengkode tristetraprolin (TTP), sitokin proinflamasi, dan transporter glukosa (GLUT). Diamati bahwa CPE meningkatkan tingkat TTP mRNA dan protein. CPE meningkatkan ekspresi TTP lebih cepat daripada sitokin pro-inflamasi. Penelitian ini menyimpulkan bahwa CPE dapat mempengaruhi respon imun dengan mengatur ekspresi gen dan pro-inflamasi dan GLUT.  Ekstrak kayu manis dikenal untuk meningkatkan toleransi glukosa, sindrom metabolik. Studi yang dilakukan untuk menilai efek dari ekstrak air kayu manis pada ekspresi gen pada tikus untuk ekspresi gen coding pada adipokines, transporter glukosa (GLUT), dan komponen insulin-sinyal pada tikus 3T3-L1 adiposit, menggunakan PCR kuantitatif. Pengamatan dari studi ini menunjukkan bahwa ekstrak kayu manis dapat mengatur ekspresi beberapa gen di adiposit.3
Ø  Aktivitas antioksidan
Ekstrak metanol 50 tanaman obat tradisional Indonesia termasuk kayu manis dievaluasi untuk efek penghambatan terhadap produksi oksida nitrat dalam lipopolisakarida dan aktivitas antioksidan melalui evaluasi efek radikal bebas. Di antaranya, ekstrak kayu manis menghambat lipopolisakarida yang diinduksi oksida nitrat dan menunjukkan aktivitas antioksidan. Selain itu, pigmen melanin diisolasi dari kayu manis, memiliki  kelarutan yang rendah dalam air dan pelarut organic umum tetapi sedikit larut dalam DMSO. Aktivitas antioksidan kayu manis lebih tinggi dibandingkan antioksidan terkenal seperti BHT. Formulasi gel melanin menunjukkan nilai SPF setiap formulasi meningkat dengan jumlah melanin, yang menunjukkan adanya senyawa tambahan aktivitas tabir surya pada ekstrak melanin.3
Ø  Aktivitas antikanker
Pengujian aktivitas antikanker dengan menguji kemampuan penghambatan sel kanker terhadap sel line kanker WiDr (kanker kolon). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa minyak kayu manis memiiki aktivitas sitotoksik terhadap kultur sel WiDr dengan IC50 = 13,70 μg/mL.7
Ø  Perawatan gigi dan antibiolifm
Ekstrak kayu manis dapat menghambat pembentukan plak gigi dan penyakit periodontal.  Sebuah metode menggunakan ekstrak kayu manis untuk memproduksi permen karet yang mampu mencegah dan mengobati gigi yang membusuk dan periodontitis. Ekstrak disaring dan dikeringkan untuk bentuk bubuk dan dicampur dengan pemanis agen seperti stevioside dan xylitol, agen pelunakan, antioksidan, gum base, dan esensi; dan dibuat menjadi permen karet  dan menunjukkan efek antibakteri dan berguna untuk mencegah dan mengobati karies gigi dan periodontitis.3
Kemampuan minyak atsiri kayu manis dalam menghambat pertumbuhan biofilm Streptococcus mutans adalah 79,95%, sedangkan degradasi biofilm sebesar 86,45%. Penelitian tersebut menguji campuran minyak atsiri cengkeh dan kayu manis dalam respon antibakteri dan antibiofilm. Berdasarkan kurva perhitungan metode Simplex Lattice Design (SLD), terlihat bahwa proporsi minyak atsiri kayu manis dalam campuran memberikan respon lebih besar dibandingkan minyak atsiri cengkeh. Hasil tersebut memperlihatkan bahwa minyak atsiri yang memberikan pengaruh lebih dominan terhadap respon antibakteri dan antibiofilm adalah minyak atsiri kayu manis. Minyak atsiri kayu manis mengandung zat aktif sinamaldehid dan eugenol yang dapat menghambat biofilm oral secara alami.1

v  Toksisitas Kayu Manis (Cinnamomum burmanii)
Pemberian minyak kayu manis selama satu bulan pada dosis 0,01mL/200gBB dan dosis II 0,02mL/200gBB tidak memberikan perubahan SGOT, Kreatinin dan kadar sel eritrosit, leukosit dan trombosit pada Tikus Rattus novergicus. Hasil histopatologi terhadap hepar dan ginjal juga tidak memberikan kerusakan sel kecuali pada dosis 0,04 mL / 200 g BB.7
Uji BSLT dan larvasida terhadap minyak atsiri kayu manis tipe A, B, dan C menunjukkan bahwa nilai LC50 sebesar 98,08 ppm (tipe A), 80,63 ppm (tipe B) dan 116,79 ppm (tipe C) dan hasil uji larvasida yang dilakukan terhadap larva instar III nyamuk Aedes aegypti menunjukkan bahwa minyak atsiri bersifat aktif terhadap larva dengan nilai LC50 sebesar 84,53 ppm (tipe A), 91,83 ppm (tipe B) dan 76,38 ppm (tipe C).5

v  Data Klinis Kayu Manis (Cinnamomum burmanii)
·         Uji klinik
Beberapa penelitian yang dilakukan di Eropa menunjukkan efek kayu manis dengan dosis 1 gr, 3 gr, dan 6 gr terhadap penurunan kadar glukosa darah penderita diabetes tipe 2 menunjukkan hasil signifikan menurunkan serum glukosa setelah 40 hari, akan tetapi pemberian kayu manis 1 gr perhari selama 3 bulan pada penderita diabetes tipe 2, tidak memberikan efek signifikan terhadap penurunan glukosa darah.6 Uji klinik terhadap penderita diabetes tipe II yang diberi asupan serbuk kayu manis 3 g 3 kali sehari selama empat bulan berbanding dengan pasien yang diberi plasebo. Hasilnya menunjukkan efek moderat penurunan kadar glukosa plasma puasa pada pasien diabetes dengan kontrol glikemik yang buruk.8
·         Uji praklinik
15 ekor hewan uji tikus putih jantan dengan bobot berat badan berkisar 100-200 g diberikan secara oral ekstrak etanol kulit batang kayu manis dengan dosis 1,26 g/kgBB, 2,52 g/kgBB, 5,04 g/kgBB dan sebagai pembanding Glibenklamid dosis 0,63mg/kgBB (obat hipoglikemik oral). Pengukuran rata-rata kadar gula darah dilakukan sebanyak 6 kali yaitu kadar gula darah puasa (T0) dan sesudah induksi sukrosa (T1), serta kadar gula darah pada menit ke 15 (T2), 30 (T3), 60 (T4), 90 (T5) menit setelah induksi ekstrak kayu manis. Hasil rata-rata pengukuran kadar gula darah pada hewan uji menunjukan bahwa pemberian ektsrak etanol kulit batang kayu manis dapat menurunkan kadar gula darah tikus putih jantan galur wistar yang diinduksi sukrosa.9
Pemberian infusa batang kayu manis 2,6 mg, 7,8 mg, dan 15,6 mg terhadap mencit yang diinduksi aloksan dapat menurunkan kadar glukosa darah puasa mencit model diabetik walaupun tidak secara signifikan dan berbeda secara spesifik.6

v  Efek Samping
Reaksi alergi kulit dan mukosa pernah dilaporkan.8

v  Interaksi Obat
Ekstrak kayu manis (2 g dalam 100 mL) menurunkan efek tetrasiklin HCL secara bermakna. Dengan adanya ekstrak, jumlah tetrasiklin dalam larutan terlarut hanya 20% setelah 30 menit, sebaliknya jumlah tetrasiklin mencapai 97% bila hanya menggunakan air.8




DAFTAR PUSTAKA

1.      Inna, M., Novi A., dan Septika P., 2010, Potential Use of Cinnamomum burmanii Essential Oil-based Chewing Gum as Oral Antibiofilm Agent, Journal of Dentistry Indonesia, Vol. 17, No. 3.

2.      Utami, P., dan Desty E.P., 2013, The Miracle Of Herbs, PT Agromedia Pustaka, Jakarta Selatan.

3.      Al-Dhubiab, B.E., 2012, Pharmaceutical Applications And Phytochemical Profile of Cinnamomum burmannii, Pharmacognosy Review, Vol.6, No.12.

4.      Afrianti, R., M.Husni M., dan Allen B., 2014, Uji Aktivitas Antidiabetes Tipe Ii Ekstrak Etanol Sisa Penyulingan Kulit Batang Kayu Manis Dengan Induksi Lemak Terhadap Mencit Putih Jantan, Scientia, Vol. 4 No. 2.

5.      Wijayanti, W.A., Zetra, Y., dan Burhan, P., 2009, Minyak Atsiri dari kulit batang Cinnamomum burmani (Kayu Manis) dari Famili Lauraceae sebagai Insektisida Alami, Antibakteri, dan Antioksidan, Karya Ilmiah, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.

6.      Rahimah, S.B., Siti A.D.T., dan Abdullah, 2011, Hypoglicemia Effect of Cinnamomum burmanii Infusion in Fasting Blood Glucose Decrement in Alloxan Induced Mice, Jurnal Medika Planta, Vol. 1, No. 3.

7.      Herdwiani, W., Fransiska L., Sari R., Yolanda, Rica, Zahra, Zullies I., Triana H., 2014, Uji Keamanan Dan Uji Aktifitas Sitotoksik Minyak Kayu Manis  (Cinnamomum burmannii) untuk Menghasilkan Fitofarmaka Antikanker, IJPST, Vol. 1, No. 2.

8.      BPOM RI, 2010, Acuan Sediaan Herbal edisi kelima, Jakarta.

9.      Alusinsing, G., Widdhi B., dan Sri S., 2014, Uji Efektivitas Kulit Batang Kayu Manis (Cinnamomum burmanii) Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Tikus Putih Jantan Galur Wistar (Rattus norvegicus) yang Diinduksi Sukrosa, Pharmacon Jurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT, Vol. 3 No. 3.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar