farmasi UHO

farmasi UHO
UHO BISA

Jumat, 26 Februari 2016

AGONISME OBAT



AGONIS
Reseptor merupakan suatu molekul yang jelas dan spesifik terdapat dalam organisme, tempat molekul obat (agonis) berinteraksi membentuk suatu kompeks yang reversibel sehingga menimbulkan respon. Suatu senyawa yang dapat mengaktivasi sehingga menimbulkan respon disebut agonis.
Interaksi antara obat dengan sisi ikatan pada reseptornya tergantung dari kesesuaian/ keterpaduan dari dua molekul tersebut. Molekul yang paling sesuai dengan reseptor dan mempunyai jumlah ikatan yang banyak ( biasanya non-kovalen), yang terkuat akan mengalahkan senyawa yang lain  dalam berinteraksi dengan sisi aktif reseptornya. Oleh karenanya, senyawa tersebut mempunya afinitas terbesar terhadap reseptornya.  Secara definitif, afinitas adalah ukuran kemampuan obat untuk berikatan pada reseptor. Ikatan kovalen menghasilkan afinitas kuat, interaksi stabil dan ireversibel.
Reseptor terlibat dalam komunikasi antar sel. Reseptor menerima rangsang dengan berikatan dengan pembawa pesan pertama (first messenger) yaitu agonis yang kemudian menyampaikan informasi yang diterima ke dalam sel dengan langsung menimbulkan efek seluler melalui perubahan permeabilitas membran, pembentukan pembawa pesan kedua atau mempengaruhi  transkripsi gen.
Agonis adalah obat yang berinteraksi dengan dan mengaktifkan reseptor, mempunyai afinitas dan efikasi (aktivitas intrinsik). Ada 2 tipe agonis :
– Agonis penuh, adalah agonis dengan efikasi maksimal
– Agonis Parsial, adalah agonis dengan efikasi kurang maksimal.
 

Agonis memiliki afinitas terhadap reseptor dan mengubah protein reseptor dengan  cara menghasilkan rangsangan yang menimbulkan perubahan fungsi sel. Efek biologi dari agonis yaitu mengubah fungsi sel, tergantung pada efikasi sinyal transduksi yang diawali oleh pengaktifan reseptor. Beberapa agonis dapat mencapai efek maksimal jika hanya menempati bagian fraksi terkecil reseptor (B, agonis A). Ligan lain (agonis B), memiliki afinitas yang sama pada reseptor tetapi kapasitas pengaktifan rendah (aktivitas intrinsic rendah), yang tidak dapat menghasilkan respon maksimal yang penuh jika semua reseptor ditempati : efikasi rendah. Efikasi (atau aktivitas intrinsik) merupakan kemampuan obat terikat untuk mengubah reseptor sehingga memberikan efek. Potensi pada agonis dapat dijelaskan dalam istilah konsentrasi (EC50). Potensi merupakan posisi relatif kurva dosis-efek pada sumbu dosis.
Model molekuler pada aksi agonis :
1.      Agonis menginduksi pembentukan aktif
Agonis mengikat reseptor inaktif sehingga menyebabkan perubahan dari bentuk istrahat menjadi sisi aktif.
2.      Agonis menstabilkan secara spontan terjadinya pembentukan aktif
Reseptor dapat secara spontan membalik menjadi bentuk aktif. Meskipun demikian, statistic memungkinkan hal ini biasanya bagitu kecil dimana sel tidak memberikan tanda spontan pengaktifan reseptor. Ikatan selektif agonis mewajibkan reseptor menjadi bentuk aktif,  sehingga meningkatkan eksistensinya.